Perang Israel-Iran Memanas, Dunia Cemas Akan Krisis Global Baru

Perang Israel-Iran Memanas

TEL AVIV/TEHERAN – Perang Israel-Iran Memanas Konflik bersenjata antara Israel dan Iran yang awalnya berupa ketegangan diplomatik kini telah berubah menjadi perang terbuka yang menggemparkan dunia. Dalam beberapa hari terakhir, kedua negara saling meluncurkan serangan mematikan yang tak hanya menghantam target militer, tapi juga mengorbankan banyak warga sipil.

Ketegangan dimulai sejak Israel meluncurkan Operasi Rising Lion, sebuah kampanye militer besar-besaran untuk menggempur infrastruktur militer Iran. Israel mengklaim bahwa tindakan tersebut sebagai bentuk pencegahan terhadap ancaman rudal balistik dan program nuklir Teheran yang dianggap kian agresif.


Perang Israel-Iran Memanas Serangan Masif Iran, Rudal Hujani Kota-Kota Israel

Sebagai balasan, Iran melancarkan serangan rudal dalam skala besar, menyasar beberapa kota utama di Israel, termasuk Tel Aviv dan Haifa. Ledakan terdengar sepanjang malam, dengan langit dipenuhi kilatan cahaya akibat rudal pencegat dari sistem pertahanan Iron Dome yang mencoba menahan gempuran.

Menurut Kementerian Kesehatan Israel, lebih dari 60 warga sipil tewas dan ratusan lainnya terluka, termasuk anak-anak dan perempuan. Rumah sakit penuh sesak, dan pasokan medis dikabarkan mulai menipis akibat lonjakan korban.

“Ini bukan sekadar konflik militer. Ini perang terbuka yang berpotensi memicu kehancuran kawasan,” ujar analis militer dari Haaretz, Shlomi Raz.


Israel Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran

Di sisi lain, Israel mengklaim telah menghancurkan sejumlah fasilitas pengayaan uranium dan markas militer Iran di wilayah Natanz dan Isfahan. Sejumlah ilmuwan nuklir senior Iran juga dilaporkan tewas dalam serangan presisi yang dilakukan melalui drone dan jet tempur F-35.

Pemerintah Israel menegaskan bahwa tujuan utama dari operasi militer mereka adalah menghentikan ambisi nuklir Iran yang dianggap mengancam eksistensi negaranya.


Korban Sipil Iran Tewas, Kecaman Internasional Mengalir

Pemerintah Iran melaporkan bahwa 224 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan Israel selama 65 jam terakhir. Lebih dari 1.200 orang dirawat di rumah sakit, mayoritas mengalami luka parah akibat ledakan dan reruntuhan bangunan.

Iran menuduh Israel melakukan pemboman tanpa pandang bulu di kawasan padat penduduk, yang jelas-jelas melanggar hukum internasional.

“Serangan ini adalah kejahatan perang. Israel telah menghancurkan kawasan sipil dengan sengaja,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam siaran persnya.


Reaksi Dunia: Gencatan Senjata atau Perang Regional?

PBB, Uni Eropa, Rusia, dan bahkan sekutu lama kedua negara seperti Amerika Serikat dan Tiongkok menyerukan agar kedua belah pihak segera menghentikan eskalasi konflik. Namun hingga kini, baik Israel maupun Iran masih menunjukkan sikap konfrontatif.

Diplomat senior PBB bahkan memperingatkan bahwa konflik ini bisa merembet ke seluruh Timur Tengah, dengan Suriah, Irak, dan Lebanon sebagai titik api berikutnya.

“Jika tidak dihentikan, dunia bisa menghadapi krisis yang jauh lebih besar dibandingkan perang Ukraina-Rusia,” kata Antonio Guterres, Sekjen PBB, dalam pidato daruratnya di New York.


Ekonomi Global Mulai Terpukul Perang Israel-Iran Memanas

Selain korban jiwa dan kehancuran fisik, perang ini juga mulai memberikan dampak besar pada ekonomi dunia. Harga minyak mentah melonjak drastis ke angka USD 125 per barel, menyusul kekhawatiran akan terganggunya jalur distribusi energi di kawasan Teluk.

Pasar saham global berguguran, nilai tukar melemah di berbagai negara, dan risiko inflasi global membayangi negara-negara berkembang.


Kesimpulan: Akankah Dunia Melihat Perang Dunia Baru?

Pertanyaan besar kini menggantung di udara: apakah perang Israel-Iran akan berakhir dalam waktu dekat, atau justru membesar menjadi konflik global?

Dengan eskalasi militer yang terus meningkat, dan kedua pihak belum menunjukkan tanda-tanda ingin berunding, dunia berada di persimpangan berbahaya. Setiap serangan baru bisa menjadi pemicu yang tak terkendali.

Post Comment